Rabu, 17 Maret 2010

tanpa judul, tanpa makna

Hari ini tahun berlalu lebih cepat dari biasanya, hari-hari berlalu bahkan tak sempat berpamitan denganku. Akupun tak tahu apakah aku masih bisa bertemu dengan hari esok atau tidak? Seolah hembusan angin semua berlalu, dulu kau adalah seorang kecil yang terbangun dalam kegelapan pagi yang belum tiba, lalu kau coba belajar dan mengerti hidup, kau selalu ditemani bangau yang terbang dalam formasi barisan menuju matahari terbit. Ya…itu adalah kisahmu dahulu.


Kau datang membawa pagi menuju sekolah di saat belum satupun orang sampai karena kau ingin belajar lebih awal. Padahal kau masih kanak-kanak. Dalam khayalmu kau berusaha mendalami hikayat hidup. Kau lihat semut bertahan hidup dalam renang-nya di air keruh, lalu kau lihat mentari sedikit demi sedikit mulai menyinari dirimu. Hari itu memang aneh. Kau lalui dengan insting kekanak-kanakan. Semua untuk kesenangan, semua untuk permainan, dan semua hanyalah sekedar rutinitas hidup.


Hingga saatnya kau beranjak menjadi remaja, kau dikelilingi banyak teman, hingga akhirnya kekecewaan itu membuat kau berfikir ulang tentang pertemanan. Dan kau pun lebih banyak sendiri bersama buku-buku kesayanganmu, bersama perangkat elektrik yang kau khayalkan. Hari-hari dalam kesendirian kau hayati dan kau pahami sebagai teman sejati.


Kau pun beranjak dewasa, hingga takdir itu menuntunmu pada hakikat pertemanan dan persahabatan. Dalam sapaan dhuha di sebuah mushollah kau mulai sedikit paham kembali hakikat kehidupan yang selama ini kau renungkan. Dan persahabatan kau temukan bersama bertemunya jati diri dan kebanggaan. Kau yang selalu hidup ditemani banyak kebetulan lalu mulai paham mengapa kebetulan itu terjadi? Lalu cintapun bertemu, cinta yang aneh karena dengan cinta kau tak ingin menatapnya, kau selalu ingin mengindarinya, kau tak ingin bertemu dengannya, karena kau tahu itu akan memupuk rindumu. Mungin nanti pada saatnya rindu itu bersemi, mekar dan berseri. Hampir-hampir cinta itu mengalihkanmu dari tujuanmu, dari perhatianmu, dan dari keingintahuanmu. Akhirnya kau pun sadar bahwa cinta dan rindu adalah bumbu kehidupan. Dan hakikat kehidupan yang kau cari lebih dari sekedar cinta dan rindu.

0 komentar: